Showing posts with label pagupon. Show all posts
Showing posts with label pagupon. Show all posts

4.4.16

Pap pap pap pap pap parara pap pap pap



Bahwasanya, mbetotan mbass-nya mbaray di lagu pendamba ini bnar-bnar tlah membwat jantung ini kedat-kedut dan hati ini menggelinjang,

24.5.15

Sayang Ada Orang Lain



Sayang, Teater Pagupon mentas lagi, Sayang. Mentasin "Sayang Ada Orang Lain". Sayang, aku mau nonton. Tanggal 26 Mei 2015 kita ke Auditorium Gedung 9 FIB UI, yuk. Jam 7 malam, Sayang. Sayaaang. Ayo... Sayang bangat kalo nda nonton. Ayo, Sayaaaaaaaaang!

25.11.14

Tiga Buku Kelir Kata


Tanpa basa-basi, saya mau kenalin teman saya yang satu ini. Namanya Kelir Kata. Katanya mereka penerbit. Ya, nerbitin buku apa saja: populer, serius, atau bahkan jadi-jadian. (Saya bahkan tak pernah membayangkan buku jadi-jadian).

Mereka baru saja meluncurkan tiga buku pertama. (Mungkin tidak tepat kalau saya bilang "baru saja" karena peluncuran bukunya sudah hampir satu bulan lalu. Ehehe.) 

Ada antologi sajak Teater Pagupon Terbanglah, Dara (antologi ini sebelumnya pernah diterbitkan pada 2009), antologi sajak Jarak Menghidupkan Hasrat, dan kumpulan cerpen Belukar Kisah, Bianglala Rasa. 

Saya menulis puisi di dua antologi puisi tersebut dan membuat sebuah ilustrasi di kumpulan cerpen tersebut. Yang berminat, boleh lihat-lihat kelirkata.blogspot.com untuk info pemesanan lebih lanjut. 

Hehe. 

10.7.11

realistis itu perlu, tapi optimis jauh lebih diperlukan :)

stres! itulah satu kata yang menggambarkan keadaan gue saat ini. (stres kok bangga?!)

heuheuheu.. bagaimana tidak stres? sekarang gue sedang berhadapan dengan banyak hal yang harus dikerjakan, tepatnya hal-hal di pagupon. sebenernya sih intinya cuma satu, ya pementasan, tapi pementasannya ini ga cuma satu, ada banyak! nah inilah yang membuat gw stres dan berhasrat untuk nulis (hehehe curhat dikit ah).

sebanyak apakah itu?! sebenernya sih ya masih bisa diitung pake jari di tangan kanan yang jumlahnya ada lima, tapi entah kenapa, ibarat wafer tango, itu semua berasa jadi ratusan.. (lebay lu) (bodo yang penting asik) (asik, asik pale lu) (dih yaudah si santai aja kali) (ye nyuruh orang santai tapi lu sendiri ngomongnya nggak santai) (heh! ngapain sih! ngelantur aja! balik lagi ke pembicaraan! *plakk!)

#ibaratdifilmfilmadegandaridialoglebaylusampeakhirnyaditamparadabaiknyakitarewindajabiarasik.
#pakehastagkayakditwitterbiarasik
(asik, asik pa..)
eits #nooffenseplease
cikiciwcikiciwcikiciw..

sebanyak apakah itu?! sebenernya sih ya masih bisa diitung pake jari di tangan kanan yang jumlahnya ada lima, tapi entah kenapa, ibarat wafer tango, itu semua berasa jadi ratusan..
nah, ini dia.. (nah, ini dia? kok kayak kolom di poskota yah?) (eh, iya yah? isinya porno nggak?) (duh, please.. jangan komentar dulu. gua belom selesai cerita ini!) (iya iya iya maap..) (hahaha sip. balik lagi)

bulan oktober nanti, rencananya akan ada pementasan untuk menyambut maba iksi. terus bulan november ada acara musik pagupon. bulan november lagi ada pementasan mas yoesoev. nah, bulan februari tahun depan, odb.

hmmmm..

satu lagi. ditawarin bikin produksi kyk teater keliling. jangka panjang dan bakal keliling indonesia.

hmmmmmmmmmmppppppphhhhhhhhffffffffffffff..

oke. seabrek produksi dalam waktu enam bulan lebih.

awalnya gue optimis. akan tetapi, seiring berjalannya waktu, semilir angin berembus.. gue jadi sedikit pesimis karena (ceritanya disensor ah) (lho.. kok..) (husss! jangan nanya, jangan komentar! ok! biasa lah, biar asik! :p)

kalo mau realistis, emang yang ada di kepala ya jatohnya akan jadi pesimis. tapi kan ga bisa gitu. semua harus diusahakan dengan sebaik-baiknya dan harus tetep optimis. kuncinya cuma satu, eh dua deng. berkomitmen dan bertanggung jawab. cinta, tulus, ikhlas, rajin belajar, rajin menabung.. (lho kok jadi banyak..)

hehehehehehe.. piss love n gaul.. (najis lu! biar apa ngomong gitu?! biar asik?!)

16.5.11


Alangkah bahagia bila
mencintaimu adalah hidupku.
Bila sumpah serupa sampah, buanglah. Dan
aku, bersama api dan abu, akan menjemputmu. Segera.





Ada yang sedang menari di antara ribuan obor
... Mengamuk dan mencari kekasihnya,
yang hilang dirintih malam

--Topeng Bapang




Sendratari "Ode Duka Bhisma" oleh Teater Pagupon
Foto: 1 Atre 2 & 3 Omba

29.3.11

Pagupon Omahe Doro...

Atas dasar kebutuhan mahasiswa jurusan Sastra Indonesia (sekarang menjadi Program Studi Indonesia) akan wadah untuk menampung ekspresi kesenian, khususnya seni pertunjukkan, pada Desember 1984 di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Rawamangun, Teater Pagupon lahir. Nama Pagupon sendiri diambil dari bahasa Jawa yang artinya 'rumah burung dara'. Seiring perkembangannya, rumah burung dara pun tidak hanya dihuni oleh mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, tetapi juga mahasiswa dari jurusan lain, fakultas lain, bahkan universitas lain. Siapa pun dapat bergabung.

Sejak kelahirannya hingga kini, Teater Pagupon telah menyelenggarakan 79 pementasan, baik di dalam kampus, maupun di luar kampus, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri. Naskah yang dibawakan pun tidak sebatas pada naskah karya sastrawan luar, tetapi juga sastrawan dalam negeri. Bahkan, seringkali pementasan menggunakan naskah yang dibuat sendiri, seperti trilogi Amanda dan Maksim, yaitu "Lelaki di Bawah" (LDB), "Matahari di Belakang" (MDB), dan "Naluri di Batas" (NDB).

Menyajikan sebuah pementasan bukanlah sebuah hal yang mudah karena sebuah pementasan tidak hanya terdiri atas sutradara dan pemain. Banyak bidang-bidang lain yang sangat penting. Untuk penampil di atas panggung, misalnya, ada pemusik, penyanyi, dan penari. Tim artistik lainnya--atau sering disebut orang belakang panggung--ada manajer panggung, penata panggung dan properti, penata cahaya, penata suara, penata lampu, penata rias, serta penata kostum. Yang tidak kalah penting tentu adalah tim manajerial yang terdiri atas pemimpin produksi, sekretaris, bendahara, tim dana usaha, tim sponsorship, serta tim humas, publikasi, dan dokumentasi. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dan kerja tim yang baik.

Saat ini, Teater Pagupon tengah mempersiapkan pementasan yang akan diselenggarakan pada Mei 2011. Pementasan yang berjudul "Ode Duka Bhisma" (ODB) ini diambil dari kisah Mahabharata. Sang sutradara, Catur Ari Wibowo atau lebih dikenal dengan Mas Ketjak, mengonsepkan pementasan ini sebagai sebuah pementasan sendratari (seni drama dan tari). Ia juga memadukan beberapa jenis seni pertunjukkan tradisional, yaitu ludruk, wayang orang, wayang Madura, dan dalang jemblung ke dalam pementasan ini. Bukan hanya mata yang menikmati sajian drama dan tari, telinga penonton pun akan dimanjakan oleh lagu yang mengalun di setiap babak. Paduan wiraga, wirama, dan wirasa merupakan sebuah keharmonisan yang akan dicapai.

Sangat banyak pelajaran yang dapat diambil ketika kita masuk ke dunia teater. Banyak pelajaran karena kita senantiasa selalu belajar. Banyak pelajaran karena kita adalah pembelajar. Banyak pelajaran karena kita memang butuh belajar. Kita belajar sambil bermain, bermain sambil belajar.

Jadi, sekali lagi, jika ingin bergabung, bergabunglah karena siapa pun dapat bergabung. Dengan senang hati, kami menyambut.



Berjalanlah bersamaku..




28.1.11

Rashomon telah memberinya pilihan!

DATANG DAN SAKSIKAN

TEATER PAGUPON
Auditorium Gd. IX FIB UI - Rabu, 16 Februari 2011 - 16.00 wib
htm: Rp5.000,00


seorang genin
terperangkap dalam dingin
dikurung hujan dililit angin.
jejak kaki membelokkan ingatan
pada sang majikan.

dalam keporak-porandaan,
yang tersisa harus bertahan!

rashomon telah memberinya pilihan!



15.1.11

Burung dara kembali mengepakkan sayapnya!
Tunggu kami, Teater Pagupon, Februari 2011 dalam pementasan berjudul "Rashomon" :)

14.1.11

Aku hanya burung kecil. Sayapku tentu tak mampu merangkul semua-semua. Jadi, mari kita saling bergandeng tangan, dan rasakan kehangatan yang menjalar dari setiap bulu-bulu halus kita..




*maap, nggak nyambung ya, burung mana bisa bergandengan heu'

10.1.11

mari, burung dara! kita terbang bersama..

minggu, 9 januari 2011. entah mengapa burung dara-burung dara itu memilih gue untuk menjadi induk barunya. hmmmmmmm..

ya, ketua teater pagupon!

gak pernah terbayangkan sebelumnya. ya, jujur aja, gue pun gak pernah membayangkan untuk terjun ke dunia teater. (ya, sepertinya memang kita tak perlu membayangkan!)

jabatan ketua yang terakhir kali banget gua pegang adalah ketua kelas jaman sd! tentu aja beda antara ketua kelas dan ketua pagupon. jaman sd dan jaman kuliah. huhuhuhu..

jadi bagaimana, ya? ya, nikmatilah.

selamat! ya, semoga selamat!



mari, burung dara! kita terbang bersama..


*backsound berjalanlah bersamaku - pagupon*

26.9.10

selamat tidur, adikku!*

bila kita harus melangkah

di simpang jalan kehidupan

terlalu banyak pilihan yang menggiurkan

hingga kita sering terjerat, hilang pijakan

tak tentu harus kemana kita melangkah

di tengah jaman yang membingungkan

tiada lagi perbedaan antara yang salah dan yang benar

lalu kita tinggal dalam kehidupan...

Tuhan jangan tinggalkan,

tolong tunjukkan arah mana yang harus kutempuh

untuk menyongsong masa depan.



January Christy




Dan, padamlah lampu berwarna-warni. dari belakang terdengar satu dua orang memberanikan diri untuk menepuk tangannya. dan sekonyong2 yang lain pun mengikutinya. kalaupun salah, yah salahnya bersama-sama kok. mungkin itu yg terlintas dalam pikiran mereka. lalu, seorang demi seorang melangkah ke depan. kurang lebih 15 orang. ada yg semangat, ada yg malu-malu dan ada pula yg maju karena didorong-dorong temannya yang tak sengaja duduk sampingnya...

kerumunan itu pun mulai gaduh dengan sorakan dan tepuk tangan yang tak habis-habisnya, silih berganti. mereka layaknya pahlawan yang menang dalam perang. raut wajahnya bertabur senyum yg tak ingin dihentikan. sorakan yang mengelu-elukan terasa begitu menggelegar. memekakkan gendang telinga ruangan ini. inikah sebuah kemenangan? sedangkan, di antara kerumunan itu banyak wajah yang terpaku kebingungan. bertepuk tangan karena orang di sebelahnya bertepuk tangan. tak tahu apa yang yang sedang mereka tepuki. tubuhnya kaku, telapak tangannya beradu ditambah senyum palsu yang menghiasi wajah-wajah mereka.

mungkin tak perlu lagi kita pahami, apa yang sedang mereka lakukan.

tak seberapa lama, kerumunan itu pun mulai berdiri dari duduknya satu persatu atau bersamaan, lalu pergi. bergerombol. tak terdengar sedikitpun mereka bercerita tentang apa yang telah mereka saksikan tadi. atau takut untuk mulai bertanya-tanya. hanya berjalan tunduk dan mengalihkan pikiran mereka dengan segudang pembicaraan.

inikah keluarga? ketika ada yang tak lagi mengenal adik-kakaknya? kami bukan paguyuban yang kau bayar untuk menghibur seorang atau beberapa adik kecil yang baru disunat. mungkin kalian telah menyunat pikiran mereka dan bukan kulit di ujung kelaminnya. merebut pikirannya, menguatkan hatinya dan memasangkan tubuhnya dalam peperangan. hingga mereka tak akan merasa rugi ketika mereka harus mati. mati tanpa ada usaha untuk mempertahankan kehidupan sebelumnya.

inilah pertunjukkan yang hanya akan melintas cepat dalam mimpi kalian. dan tak akan lagi teringat ketika tidurmu direbut oleh alarm arlojimu sendiri. mereka hanya ingin memberikan mimpi yang indah dalam tidurmu malam nanti... selamat tidur adik-adikku... indah mimpimu malam ini adalah senyum kami sepanjang hari...



depok, 250910

Pementasan Teater Pagupon ke-78

Jangan Ada Cinta dalam Judul




*sebuah catatan kecil yang berarti besar karya Leith Fernando.

22.9.10

Jangan.

Di tengah keterdesakan.. Keterpurukan.. Dan keter-ketir lainnya..

Inilah dia wujud visual dua dimensi dari kebuntuan itu..



Kalau ingin merasakan sensasi audiovisualnya..
JANGAN KEMANA-MANA SABTU 25 SEPTEMBER 2010. JANGAN KE TEMPAT LAIN KE AUDITORIUM GD. 9 FIB UI SAJA. “JANGAN ADA CINTA DALAM JUDUL” AKAN TEATER PAGUPON TAMPILKAN. JANGAN TELAT, BA’DA ASHAR. JANGAN BAYAR, INI GRATIS. JANGAN SAMPAI TERLEWATKAN, TIDAK ADA PEMENTASAN ULANG. JANGAN CUMA DIBACA, SAKSIKANLAH. JANGAN LUPA.

4.5.10

aku rindu..

aku adalah pendamba
yang selalu berjalan di awan-awan
aku telah berkelana
di sepanjang pantai, di lembah dan gunung
aku ingin menyerahkan diri pada pesonamu
menyerahkan diri pada pesonamu

aku adalah pendamba
yang selalu berjalan di awan-awan
aku telah berkelana
di sepanjang pantai, di lembah dan gunung
aku ingin menyerahkan diri pada pesonamu
menyerahkan diri pada pesonamu

ingatkah kau pada mamlam kita
saat kubisikkan rasa cinta
harus kuakui
ku tak benar-benar mencintaimu

pendamba, ketjak. naluri di batas. november 2009.

***

sejak petikan pertama, lantunan ini menggetarkan.
jarijemari amatlah halus mengelus,
jarijemari amatlah piawai memainkan dawai.

bukan hanya telinga yang tergoda.
hati pun demikian, terlalu.

aku rindu pendamba, amat sangat.
aku rindu naluri di batas, amat sangat.
aku rindu rumah burung dara, teramat sangat.

sja. ruang, 4 mei 2010.

9.2.10

Dan Si Toekang Kritik Itu pun Mati...



Jika Anda ingin menyaksikan bagaimana kematian itu datang, jangan sampai melewatkan pementasan Teater Pagupon yang satu ini. Diangkat dari naskah drama karya Agus Noor, monolog yang disutradarai oleh Gema Mawardi ini tidak akan membawa Anda ke dalam dongeng di negeri antah berantah, cukup di negeri dengan hijaunya zamrud khatulistiwa ini.

Suhikayatno, alias si toekang kritik, yang diperankan oleh Anas Prambudi akan segera mengingatkan Anda dengan tokoh-tokoh besar di Indonesia yang akhir-akhir ini sudah sangat sering memboikot acara televisi Anda.

Dipentaskan pada Kamis, 11 Februari 2009 di Auditorium Gedung IX, Fakultas Ilmu Budaya, universitas yang memakai nama negara. Dan hanya dengan menaruh uang Anda sebesar Rp6.000,00 di kantong kami, Anda dapat menyaksikan bagaimana "Matinya Toekang Kritik" ini.

Jangan sampai melewatkan kematian yang satu ini.

Jika tidak, si toekang kritik tidak akan segan-segan untuk bangkit dari kubur lalu menelanjangi Anda dengan kritikan-kritikannya.

24.12.09

Amanda Tidak Suka Bulan*


Amanda 1

Tadi malam seorang penyihir datang.
“Berenanglah,” ujarnya.
“Berenanglah, dan terus berenang, hingga terlelah untuk tidak tenggelam.”

Maksim 1
Sebuah taman kota tampak sepi.
Angin bertiup ramah. Daun-daun beterbangan, jatuh ke atas rumput hijau.
Tidak ada yang lebih menarik dari kesepian itu.

Amanda 1
Banyak orang bermain rerumputan di taman.
Mereka tertawa bahagia, menari gembira, bernyanyi, saling tegur, saling sapa.

Maksim 1
Di malam hari bulan tampak cantik dan sombong.
Bintang-bintang bersembunyi di balik cahaya bulan.

Amanda 1
Kau suka bulan?

Maksim 1
Ya. Cantik.

Kau sendiri?

Amanda 1
Tidak.

Maksim 1
Kenapa?

Amanda 1
Kedatangannya menyakitkan.

*Tokoh dan percakapan dari cakapan 1 sampai 6 (Ya. Cantik) merupakan pinjaman dari percakapan antara Maksim 1 dan Amanda 1 dalam naskah drama “Naluri di Batas” karya Teater Pagupon FIB UI.