bila kita harus melangkah
di simpang jalan kehidupan
terlalu banyak pilihan yang menggiurkan
hingga kita sering terjerat, hilang pijakan
tak tentu harus kemana kita melangkah
di tengah jaman yang membingungkan
tiada lagi perbedaan antara yang salah dan yang benar
lalu kita tinggal dalam kehidupan...
Tuhan jangan tinggalkan,
tolong tunjukkan arah mana yang harus kutempuh
untuk menyongsong masa depan.
January Christy
Dan, padamlah lampu berwarna-warni. dari belakang terdengar satu dua orang memberanikan diri untuk menepuk tangannya. dan sekonyong2 yang lain pun mengikutinya. kalaupun salah, yah salahnya bersama-sama kok. mungkin itu yg terlintas dalam pikiran mereka. lalu, seorang demi seorang melangkah ke depan. kurang lebih 15 orang. ada yg semangat, ada yg malu-malu dan ada pula yg maju karena didorong-dorong temannya yang tak sengaja duduk sampingnya...
kerumunan itu pun mulai gaduh dengan sorakan dan tepuk tangan yang tak habis-habisnya, silih berganti. mereka layaknya pahlawan yang menang dalam perang. raut wajahnya bertabur senyum yg tak ingin dihentikan. sorakan yang mengelu-elukan terasa begitu menggelegar. memekakkan gendang telinga ruangan ini. inikah sebuah kemenangan? sedangkan, di antara kerumunan itu banyak wajah yang terpaku kebingungan. bertepuk tangan karena orang di sebelahnya bertepuk tangan. tak tahu apa yang yang sedang mereka tepuki. tubuhnya kaku, telapak tangannya beradu ditambah senyum palsu yang menghiasi wajah-wajah mereka.
mungkin tak perlu lagi kita pahami, apa yang sedang mereka lakukan.
tak seberapa lama, kerumunan itu pun mulai berdiri dari duduknya satu persatu atau bersamaan, lalu pergi. bergerombol. tak terdengar sedikitpun mereka bercerita tentang apa yang telah mereka saksikan tadi. atau takut untuk mulai bertanya-tanya. hanya berjalan tunduk dan mengalihkan pikiran mereka dengan segudang pembicaraan.
inikah keluarga? ketika ada yang tak lagi mengenal adik-kakaknya? kami bukan paguyuban yang kau bayar untuk menghibur seorang atau beberapa adik kecil yang baru disunat. mungkin kalian telah menyunat pikiran mereka dan bukan kulit di ujung kelaminnya. merebut pikirannya, menguatkan hatinya dan memasangkan tubuhnya dalam peperangan. hingga mereka tak akan merasa rugi ketika mereka harus mati. mati tanpa ada usaha untuk mempertahankan kehidupan sebelumnya.
inilah pertunjukkan yang hanya akan melintas cepat dalam mimpi kalian. dan tak akan lagi teringat ketika tidurmu direbut oleh alarm arlojimu sendiri. mereka hanya ingin memberikan mimpi yang indah dalam tidurmu malam nanti... selamat tidur adik-adikku... indah mimpimu malam ini adalah senyum kami sepanjang hari...
depok, 250910
Pementasan Teater Pagupon ke-78
Jangan Ada Cinta dalam Judul
No comments:
Post a Comment