“Jalur 1 segera masuk KRL Commuterline jurusan blablablabla, penumpang yang akan naik, harap berdiri di belakang garis kuning.”
Wah, lowong. Tumben.
Wah, lelet amat. Tumben. Hmm.
Wah, kok nggak itu pintu nggak nutup-nutup. Kok nggak jalan-jalan ini kereta. Madekipe. Mana udah jam segini. Mati gue.
“Kepada seluruh penumpang KRL Commuterline jurusan blablabla, kami mohon maaf, kereta belum bisa diberangkatkan karena masih menunggu antrean kereta.”
Wut, what?
Kereta mogok. Nggak jalan-jalan. Lho, ada apa ini ada apa? Semua orang mencuit. Semua orang update status.
Waladalah! Iki ono opo, tho? Kok sedari tadi keretanya ndak jalan-jalan?! Piye tho iki? Sampeyan ndak tahu kalau saya ini lagi buru-buru?
Duh, gangguan terus, deh. Kasih solusi, donk! Jangan minta maaf doang dari tadi.
Waduh, maap, Mas. Maap, Mbak. Saya nggak bisa kasih solusi. Namanya juga nasip. Kita harus bertanggung jawab atas diri kita sendiri.
Mbak, kayaknya aku telat. Kereta gangguan.
Kamu nakal, sih. Jangan digangguin dong, keretanya.
“Kepada seluruh penumpang KRL Commuterline, kami mohon maaf, kereta belum bisa diberangkatkan karena ada keusakan rel.”
Hmm. Hmm. Hati makin nggak keruan. Orang-orang mulai keluar dari kereta.
Duh, masih lama nggak, ya?
Gojek aja, deh.
“Kepada seluruh penumpang KRL Commuterline, saat ini kereta belum bisa diberangkatkan karena masih menunggu teknisi untuk memperbaiki rel yang patah.”
Gangguan. Rel patah. Nggak apa-apa, asal bukan hati yang patah.
Kata siapa nggak apa-apa? Hati yang patah cuma melukai perasaan beberapa orang, tapi kalau rel yang patah... waduh! Berapa ratus orang yang perasaannya terluka? Wkwkwkwk.
Nggak apa-apa, ya. Yang penting jangan patah semangat.
“Kepada seluruh penumpang KRL Commuterline, silakan berpindah ke kereta di jalur 2 blablablabla...”
Walah! Ambyar. Amburadul.
Yang masih di dalam kereta menyeruak ke luar. Bujug buneng! Ini orang semua? Yang keliatan cuma kepala, yang kayak pentol korek.
Ada yang angkat-angkat henpon tinggi-tinggi. Biar bisa dapat gambar bagus. Gambar pentol korek yang bagus. Lumayan, buat update di Path.
“Jalur 2 segera masuk KRL Commuterline jurusan...”
Hiyaaa. Mana bisa naik kalau begini kisahnya. Nunggu lagi aja, deh.
Hah, mau sedih, deh. Begini amat. Duh. Tapi ngapain gue sedih, ya?
“Kepada seluruh penumpang KRL Commuterline jurusan blablablabla, silakan berpindah ke jalur 1 karena kereta sudah dapat diberangkatkan blablablabla...”
Heee? Pindah lagi? Waduh! Kalau jalan, muter lewat tangga, jauh! Bisa-bisa nggak bisa naik kereta ini, mah. Loncat dari peron aja apa? Loncat aja, ya? Loncat aja, deh!
Kapan lagi loncat dari peron. Yha, anggap aja ini hiburan buatmu yang ndak bisa traveling ke mana-mana kayak orang-orang, Nduk.
Seru.
No comments:
Post a Comment