30.9.10

Pada suatu hari nanti.

Pada suatu hari, aku tiba di dalam gelas kaca. Depan kaca belakang kaca kanan kaca kiri kaca. Aku terperangkap dalam segala sesuatu yang transparan. Aku mencoba memanjati dinding-dinding itu. Namun, belum sampai pada pijakan pertama, aku selalu tergelincir tak berdaya. Aku adalah orang yang pesimis. Tanpa berpikir panjang, kuputuskan untuk memutuskan usaha sia-sia ini. Aku lelah lalu terkapar di dasar gelas.

Kemudian, mata ini terpejam..

Pada suatu hari, aku tiba di atas sebuah neraca. Entah di sebelah kiri, entah di sebelah kanan. Semua kurasa sama saja. Tak ada bedanya. Yang jelas di kejauhan, mungkin lebih tepat di seberang, kulihat seseorang hendak menyeberang. Tak jelas siapa dia. Aku pun tak tahu ia hendak ke mana. Mungkin hendak ke Sungai. Ah, tiba-tiba saja aku ingat padanya. Sungai. Menikmati senja bersama dirinya. Menikmati bulan purnama bersama dirinya. Aku rindu Sungai. Sejenak, aku mulai tak peduli dengan entah-siapa-itu-yang-hendak-menyeberang. Aku mulai mengalihkan rasa rinduku pada Sungai. Kembali aku berpikir, "Mengapa aku di sini?"

Kemudian, mata ini terpejam..

Pada suatu hari, aku tiba di dalam sebuah ruangan sempit, pengap, dan gelap. Asing. Kegelapan ini begitu asing. Aku melihat dua sosok asing. Sangat asing. Aku tak sanggup menatap mereka.

Jiwaku terlalu lemah untuk kembali pada tubuhku yang membiru..



Sja. Ruang, 30 September 2010.

No comments:

Post a Comment